Minggu, 30 April 2017

PUSING 2

   Suasana hatiku masih tidak menentu karena memikirkan Bintang yang belum mengalami kontraksi.  Tepat jam tujuh Mba Mey dan rombongan datang membawakan baju pesananku sekaligus bubur ayam untuk sarapan kita berdua. Mama yang masih setia menemaniku sejak dini hari tadi menolak untuk sarapan.  Terlihat ketegangan di wajahnya dengan gerakan bibir yang tidak henti berdoa semoga keselamatan dan kebahagiaan menjadi milik keluarganya.

   Kecemasan dan harapan saling berlomba mempengaruhi Marsel, menanti memang pekerjaan yang paling membosankan.  Andaikan bisa ingin rasanya Marsel mengeluarkan junior dari perut Bintang sekarang juga, agar rasa panik ini bisa usai.

   Marsel kembali menemani istrinya yang mulai terlihat gelisah.  Keringat mulai mengalir dari wajah Bintang padahal yang dirasakan Marsel justru sebaliknya...lantai ini sudah seperti es.
Kucoba membuat Bintang tenang dengan mengajaknya bicara dan berdoa serta memberi semangat akan kehadiran junior ditengah kita.

   Jarum panjang dan pendek sudah bersamaan  diangka sembilan sesuai kesepakatan apabila sampai pukul sembilan belum juga ada perkembangan maka  sectio akan dilakukan.  Suster memeriksa Bintang yang sudah mengalami pembukaan lima tetapi belum juga ada tanda sang bayi akan keluar. Kegelisahan Bintang akibat mules yang semakin menjadi membuat Marsel jadi ikut-ikutan sakit perut.  Seorang suster mengingatkan Marsel untuk mengurus administrasi guna persiapan operasi.
"Sabar ya Bive, aku urus admin dulu...kamu ibu yang kuat" ujar Marsel sambil mencium kening istrinya.
  
    Persiapan sudah dilakukan Marsel ikut  menemani sang istri menyambut kehadiran cinta kasih mereka.   Walaupun agak takut melihat ruangan operasi tetapi karena kondisi istrinyalah yang membuat Marsel jadi tegar. Tidak sampai satu jam tepat pukul 10.10 sang junior lahir kedunia yang dengan suara tangisan yang lantang.
"Allahu Akbar...Bive, junior sudah lahir!" seru Marsel terharu sambil berulang-ulang mencium Bintang.

Setelah dibersihkan, junior langsung ditaruh diatas pelukan Bintang...spontan sang jagoan mencari bau susu dan langsung menghisap asi.

"Alhamdulillah, anak bunda pintar" ujar Bintang sambil berurai air mata.

Suara pujian dan tawa mengiringi kelahiran junior.  Dokter menyuruh Marsel keluar ruang operasi karena masing-masing punya tugas yang harus diselesaikan. Tugas pertama Marsel sebagai bapak adalah mendengarkan kalimat tauhid ke telinga sang putra.

    Kebahagiaan sedang menyelimuti keluarga Bintang dan Marsel, hilang sudah pusing yang mendera kepala Marsel sejak seminggu ini.  Hanya wajah sang juniorlah yang selalu hadir di pelupuk matanya.  "Welcome my boy" seru Marsel bangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar