Senin, 08 Mei 2017

JANJIKU

   Perjalanan panjang ini sebenarnya cukup melelahkan tetapi karena hati ini sedang berbunga-bunga jadi kubuang saja ditengah jalan. Kebersamaan kami seakan terbayar dengan liburan ini, Marsel mampu menunjukan kepemimpinannya sebagai suami, ayah dan juga bos.  Tetapi jangan berharap jika sudah berada di tengah ibu dan saudari-saudarinya, langkahku bisa stag dibuatnya. Mematung menunggu komando selanjutnya.

   Bintang wanita temperamental ini harus berusaha mengelola emosi demi janji suci dan cintanya kepada Marsel suaminya serta Bima buah cinta mereka berdua. Segalanya harus disyukuri biar bagaimanapun menikah dengan anak lelaki semata wayang harus bisa menerima resikonya, kelak mungkin hal yang sama akan terjadi pada Bintang. Berjanji pada diri sendiri memang lebih sulit dibanding dengan orang lain.

  Tepukan tangan Marsel menyadarkan bahwa dirinya masih duduk manis disamping sang suami yang sedang menyetir.

"Ngapain bengong, mikir apa ayo!" seru Marsel jenaka.

"Ga terasa ya Mahy, sepertinya baru kemarin kita menikah ternyata hampir dua tahun" ungkapan dari hati yang tulus.

Kejujuran Bintanglah yang membuat Marsel merasa kuat bertahan hidup diantara tekanan ibu dan saudari-saudarinya.

"Banyak bersyukur ya Bive, jangan perdulikan orang lain karena aku dan Bima berhak menikmati kebahagiaan bersamamu" senyum Marsel menguatkan istrinya.

   Bima yang terlelap dipelukan Bintang seakan bisa merasakan kebahagiaan wanita yang melahirkannya.

   Mobil yang dikemudikan Marsel sudah memasuki jalan tol Cawang sebentar lagi kami akan tiba di istana yang penuh dengan cinta. Marsel menyodorkan ponselnya yang berbunyi sedari tadi, terlihat tulisan mama di layar.

"Assalamualaikum mam, kita baru ditol Slipi mama mau di jemput sekarang atau gimana?" tanya Bintang tanpa meminta persetujuan suaminya.

"Wa alaikumussalam Tang, gimana kabarnya...Mas mana?" tanya ibu mertuaku.

Marsel memberi isyarat kepada istrinya untuk membesarkan volume ponselnya. "Alhamdulillah baik mam, ini Bima tidur belum bangun terus Mas lagi nyetir" suara Bintang terdengar segar.

"Hai mam, mo dijemput sekarang tapi betahkan di rumah Mba" pertanyaan Marsel tanpa henti.

"Jangan Mas nanti aja dianter sama Mba, kasian kamu pasti capek" suara Marsel anak emasnya membuat Bu Melia jadi semangat.

"Oke ketemu di rumah yaa, bay mam" salamnya mengakhiri pembicaraan.

Alhamdulillah, rupanya Tiwi sang asisten rumah tangga sudah mulai bekerja lagi terlihat dari halaman serta dalam rumah yang rapi bersih serta harum.  Bertambah senang Bintang dibuatnya,

"Assalamualaikum, rumah aman Wi" kata Bintang memasuki rumah sembari menggendong Bima yang masih tidur.

"Wa alaikumusalam. Alhamdulillah semua aman, Bu. Kemarin uti kesini terus nyuruh saya membersihkan rumah sama nyiapin masakan" lapor Tiwi kepada majikannya.

   Alhamdulillah, sejujurnya walau terkadang sikap ibu mertuanya kurang menyenangkan tetapi harus diakui cintanya kepada anak dan cucunya sangatlah besar.  Sikap tegas mertuanya dianggap sebagai perhatian agar Bintang bisa mengurus anak dan cucunya dengan baik.
 
   Janjiku selalu kuat sampai akhir hayat akan memberikan yang terbaik untuk Marsel dan Bima, serta keluarga besar kami. I love you all..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar